SELAMAT DATANG !!

Kamis, 13 Februari 2014

Silat Cingkrik Goning






Di tiap-tiap daerah di Indonesia ada tokoh-tokoh pencak silat yang ternama. Salah satu tokoh silat Cingkrik ini diantaranya adalah Ki Pitung yang menjadi legenda di kalangan masyarakat Betawi. Ki Pitung bagi masyarakat Betawi adalah pendekar dan pahlawan pembela kaum lemah dari kesewenang-wenangan penjajah Belanda dan antek-anteknya.
Ki Pitung beliau belajar pencak silat dari seorang haji yang berasal dari daerah Menes di Banten Jawa Barat. Beliau menyebar-luaskan pencak silat cingkrik Betawi ini ke daerah Marunda dan ke daerah Rawa Belong Kebon Jeruk serta daerah Jakarta dan sekitarnya.
Tentang Ki Goning, nama aslinya adalah Ainin Bin Urim. Beliau lahir sekitar tahun 1895 dan meninggal sekitar tahun 1975 pada umur 80 tahun. Beliau sering dipanggil “Nin” (berubah bunyi menjadi “Ning”) dan ditambah di depan kata Ning leh orang-orang dengan bahasa Betawi yaitu dengan kata ejekan “Go” maka menjadi “Goning”.
Ki Goning atau lebih akrab dipanggil Kong Goning adalah seorang pejuang serta pewaris dan penerus silat Cingkrik Betawi yang cukup termasyur sehingga murid-murid beliau menisbahkan ilmu silat Cingkrik yang diterimanya kepada nama beliau sehingga dikenallah “Cingkrik Goning”. Menurut penjelasan dari Haji Husien (amak kedua dari Kong Goning), bahwa beliau sering pergi ke daerah Marunda (Cilincing Tanjung Priok) tempat dimana Ki Pitung jaya pada zamannya. Beliau pulang ke Kedoya dari Marunda 2, 3 sampai 4 hari lamanya (tidak dijelaskan apa tujuannya). Kong Goning mempunyai 4 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan.
Nama anak laki-laki beliau adalah :
  1. Kosim (Almarhum)
  2. Haji Husien
  3. Haji Sa’adih
  4. Hasan Jago/Mandor (Almarhum)
Di daerah Kedoya, pencak silat Cingkrik Betawi ada 2 macam aliran, yaitu:
  1. Aliran silat Cingkrik Betawi Sinan dengan ciri gerakan jurus pendek-pendek.
  2. Aliran silat Cingkri Betawi Goning dengan ciri gerakan jurus panjang dan lebar.
Menjelang meninggalnya, Babe Usup Utai yang merupakan murid dari kong Goning memanggil TB. Bambang Sudrajat yang merupakan murid sekaligus menantunya dan meminta kesanggupan TB. Bambang Sudrajat untuk meneruskan tongkat pewarisan ilmu silat Cingkrik Goning ini dan berwasiat supaya ilmu silat Cingkrik Goning ini supaya dijaga kelestariannya jangan sampai “Mati Obor”. Demikian sejarah singkat mengenai asal-usul Perguruan Silat Cingkrik Goning ini, dan mudah-mudahan menambah wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kita semua.

Tingkatan :
  • Sabuk PUTIH polos/ mempelajari jurus 1 s/d 7. (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk PUTIH strip kuning, mempelajari jurus 7 s/d 12, makna plus sandi III. (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk KUNING polos/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan, makna & sandi 39 (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk KUNING strip Hijau/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta mempelajari sambut aplikasi 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F, makna & sandi 394 (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk HIJAU polos/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta sambut mempelajari aplikasi 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F, 1G, 1H, 1I, 1J, 2A, 2B, 2C, makna & sandi 3946 (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk HIJAU strip biru/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta mempelajari sambut aplikasi 3A, 3B, 3C, 3D, 3E, 3F, makna & sandi 3946 (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk BIRU polos/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta sambut mempelajari aplikasi 4A, 4B, 4C, 4D, 4E, 4F, makna & sandi 39468 (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk BIRU strip coklat/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta mempelajari sambut aplikasi 5A, 5B, 5C, 6A, 6B, 6C, 6D, makna & sandi 39468 (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk COKLAT polos/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta sambut mempelajari aplikasi 7A, 7B, 7C, 7D, 7E, 7F, makna & sandi 39468/global + sajam (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk COKLAT strip merah/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta sambut mempelajari aplikasi 7G, 7H, 7I, 7J, 7K, 7L, 7M, makna & sandi 39468/global plus sajam. (minimal waktu pencapaian 6 bulan)
  • Sabuk MERAH polos/ mempelajari jurus 1 s/d 12 dan gerak gilek teknik serangan serta sambut mempelajari aplikasi 7N, 7O, 7P, 7Q, 8A, 8B, makna & sandi global plus sajam, aplikasi pancer atas.
  • Sabuk MERAH strip hitam I/ mempelajari jurus 1 s/d 12, main gerak buka rangkuman makna dari jurus dan mempelajari sambut aplikasi 9A, 9B, 9C, 9D, 9E, makna & sandi global plus sajam, aplikasi pancer bawah.
  • Sabuk MERAH strip hitam II & III/ mempelajari jurus 1 s/d 12, membuka makna jurus, sambut, dan memprediksi gerakan lawan serta mempelajari jual beli teknik-teknik bantingan dan kuncian-kuncian plus pancer atas bawah jauh dekat.
  • Sabuk akhir MERAH strip hitam IV & V/ mempelajari global makna jurus, makna aplikasi, makna jual beli, serta memprediksi gerakan lawan.




Aikido





Aikido (bahasa Jepang: 合気道, aikidō) adalah seni beladiri yang mempunyai akar pertumbuhan dan budaya dari Jepang. Aikido merupakan manifestasi dari modernisasi pemikiran Jepang dengan selimut budaya Jepang tradisional. Hal ini membuat seni beladiri yang dikembangkan oleh Morihei Ueshiba sekitar tahun 1800-an( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei) menjadi sangat diminati berbagai kalangan pada abad modern ini sebagai sebuah gaya hidup. Akar ilmu bela diri aikido terutama berasal dari sebuah tradisi bela diri kuno yang turun temurun hanya dimiliki oleh sebuah keluarga istana, yaitu "[1] Daito Ryu Aiki-Jujutsu (atau ju-jutsu)". Dalam tradisi lama "Jutsu" berarti sebuah "art" atau "seni", sehingga bentuk lama ini mempunyai pakem-nya sendiri sebagai sebuah tradisi dengan tatanan gerak tertentu. "Daito" adalah sebuah nama yang merujuk kepada nama sebuah istana, yaitu Daito. "Daito" merupakan istana milik putra keturunan Kaisar Seiwa bernama Minamoto Genji Yohimitsu. Yoshimitsu diwariskan ilmu ini oleh putra ke enam Kaisar Seiwa yaitu Pangeran Teijun yang sangat menggemari ilmu beladiri. Morihei Ueshiba yang biasa disebut sebagai O-Sensei mempelajari ilmu "Aiki" ini dari guru pewaris ilmu ini yaitu "Sokaku Takeda". "Takeda" adalah sebuah nama keluarga yang tidak lain adalah nama lain dari keluarga "Minamoto". Dengan bakat yang begitu besar, Morihei Ueshiba telah menyebarkan muridnya ke seluruh dunia untuk memperkenalkan keindahan ilmu seni beladiri aikido ini. Saat ini, aikido telah berkembang sekurangnya ke 93 negara di Asia, Eropa, Amerika, Australia dan sebahagian Afrika.

Secara istilah "Aikido Indonesia" pertama kali digunakan oleh Perguruan Aikido Indonesia di bawah naungan Yayasan "Keluarga Beladiri Aikido Indonesia" yang biasanya dikenal dengan istilah umum "KBAI". Yayasan KBAI ini terbentuk secara resmi pada tahun 1994 di Jakarta dengan para pendirinya yang terdiri dari Bapak Ir. Muhammad Gazali, Bapak. Drs Muhammad Razif dan Ir. Ferdiansyah. Sedangkan aikido di Indonesia secara organisasi telah di organisir pertama kali oleh organisasi yang juga berbentuk yayasan, yaitu "Yayasan Indonesia Aikikai" atau "YIA" pada tahun 1984. Sedangkan menurut informasi lisan (penuturan), sejarah perkembangan aikido di Indonesia telah mulai berkembang sejak sekitar tahun 1970, bersamaan dengan kembalinya para putera Indonesia yang lulus sarjana dari Jepang yang disekolahkan Pemerintah RI sebagai akibat pampasan perang Jepang. Perkembangan aikido dan beladiri impor lainnya dari Jepang sebenarnya tumbuh dalam kurun waktu yang kurang lebih sama. Tetapi seni beladiri Kempo, Karate, Jujitsu dan Judo menjadi lebih dahulu populer dibandingkan Aikido pada masa itu. Dan pada kenyataannya seni beladiri aikido baru mulai tumbuh sejak tahun 1990 di Indonesia.


Sejarah :

Aikido diformulasikan sejak akhir 1920-an sampai dengan 1930-an hingga pada bentuknya yang sekarang oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei, 14 Desember 1883-26 April 1969, disebut juga sebagai o-sensei 大先生、翁先生 " guru besar"),[2]. Ueshiba memperkaya dan mengembangkan Aikido dengan berbagai koryu (seni beladiri/seni pedang lama)[3] selain "basis"-nya Daito ryu, menjadi suatu seni beladiri yang unik.[1] Morihei Ueshiba sebagai seorang murid merupakan murid yang berbakat dan mengabdi pada gurunya yaitu Sokaku Takeda. Sokaku Takeda memberi lisensi kelengkapan ilmunya kepada Morihei Ueshiba dalam bentuk "Mokuroku". Dengan lisensi tersebut Morihei Ueshiba mendirikan sekolah pertamanya dengan nama "Ueshiba Ryu Daito Aiki jutsu" yang kemudian berubah nama menjadi "Aiki Budo" dan akhirnya disempurnakan dengan nama "Aikido".Dojo pertama Aikido didirikannya di Tokyo dan hingga saat ini masih tetap ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo, sebagai pusat pengembangan aikido di seluruh dunia.
Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai sebuah seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal.[4] Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. Ueshiba meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker,[5] namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.

Tehnik :
Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan kecepatan, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik-teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian, lemparan yang tampak sama dengan bantingan.[3] Di banyak perguruan aikido, teknik-teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan atau malah dihilangkan. Sebenarnya teknik pukulan dan tendangan di dalam aikido tidak dikenal sedemikian sempitnya, sehingga terdapat istilah "atemi", sebagai suatu cara untuk menggunakan segala kemungkinan seluas-luasnya dalam mendaya gunakan tubuh untuk memukul-menendang dan setaranya (termasuk menggunakan dahi, siku, lutut dan lainnya). Walaupun demikian, dengan berbagai alasan teknik atemi ini cenderung ditinggalkan atau dihilangkan oleh banyak perguruan aikido.
Keunikan aikido adalah geraknya yang hampir tidak pernah mundur dalam mengatasi berbagai jenis serangan. Gerakannya cenderung melingkar dibandingkan lurus-lurus. Di dalam konsep gerak inilah kita akan banyak memahami secara nyata falsafah aikido dalam artian sebenarnya. Banyak orang tertarik belajar aikido dimulai karena ketertarikannya pada falsafahnya yang cukup tinggi. Tetapi, uniknya justru terletak pada kesinambungan pemahaman antara seorang praktisi dengan seorang filsuf. Sehingga, saran setiap guru aikido kepada mereka yang ingin mengetahui aikido secara cermat adalah dengan "latihan".
Falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki, membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik. Secara umum Aikido dapat golongkan sebagai beladiri kuncian dan pergumulan (Inggrisgrappling).[3]
Aikido tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri pada umumnya untuk tujuan pemasyarakatannya. Namun cara yang dipergunakan aikido untuk memasyarakatkan dirinya adalah dengan sistem embukai atau sejenis peragaan dalam seni gerak bela diri.
Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" (Inggrisstyle) yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya.[3] lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).

Tingkatan :
Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitusistem Kyu (mudansha, tidak memiliki dan) untuk tingkat dasar dan Shodan (yūdansha, memiliki dan = ahli) untuk tingkat mahir.
Praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih, sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Adapula dojo yang menerapkan sabuk kyu 6 sampai 1 tetap berwarna putih. Shodan adalah tingkatan yang selanjutnya; praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama hakama.[6] Celana seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.


Tinju





Tinju adalah olahraga dan seni bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut "ronde". Baik dalamOlimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petarung (disebut petinju) menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.
Nilai diberikan untuk pukulan yang bersih dan mantap ke bagian depan pinggang ke atas yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan dada mendapat nilai lebih. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit sampai hitungan kesepuluh dariwasit (suatu Knockout atau KO) atau jika lawan dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan (suatu Technical Knockout atau TKO). Untuk keperluan rekor pertandingan, TKO dihitung sebagai KO.

Sejarah :
Pertandingan tinju yang pertama tercatat dalam sejarah adalah antara lain melawan Abel. Kitab mahabrata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju, hal mana mendahului pencatatan cerita-cerita perkelahian di antara bangsa Yunani, Romawi, dan Mesir. Petinju terkenal pertama berkebangsaan Yunani bernama Theagenes dari Thaos yang menjadi juara Olympic Games 450 Masehi. Ia melakukan pertandingan sebanyak 1.406 kali dengan menggunakan cetus sarung tinju yang terbuat dari besi. Kebanyakan dari lawan-lawan itu tewas ketika bertarung melawannya. Meskipun boxing terkenal berabad-abad lamanya sebagai suatu bentuk hiburan, namun seorang Inggris yang bernama James Ping adalah James Broughton, juara britania, yang juga merupakan orang pertama yang menggunakan sarung tinju. Peraturan dan sarung tinju ini di perkenalkan pada tanggal 10 Agustus 1973.


JUDO





Judo (bahasa Jepang: 柔道 ) adalah seni bela diriolahraga, dan filosofi yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro (嘉納治五郎) pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain judo disebut judoka atau pejudo. Judo sekarang merupakan sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade.

Tingkatan :


Dimulai dari kelas pemula (shoshinsha) seorang judoka mulai menggunakan ikat pinggang dan disebut berada di tingkatan kyu kelima. Dari sana, seorang judoka naik tingkat menjadi kyukeempat, ketiga, kedua, dan akhirnya kyu pertama. Setelah itu sistem penomoran dibalik menjadi dan pertama (shodan), kedua, dan seterusnya hingga dan kesepuluh, yang merupakan tingkatan tertinggi di judo. Meskipun demikian, sang pendiri, Kano Jigoro, mengatakan bahwa tingkatan judo tidak dibatasi hingga dan kesepuluh, dan hingga saat ini karena hanya ada 15 orang yang pernah sampai ke tingkat dan kesepuluh, maka tidak ada yang pernah melampaui tingkat tersebut.
Warna ikat pinggang menunjukkan tingkatan kyu ataupun dan. Pemula, kyu kelima dan keempat menggunakan warna putih; kyu ketiga, kedua, dan pertama menggunakan warna cokelat; warna hitam dipakai oleh judoka yang sudah mencapai tahapan dan, mulai dari shodan, atau dan pertama, hingga dan kelima. Judoka dengan tingkatan dan keenam hingga dan kesembilan menggunakan ikat pinggang kotak-kotak bewarna merah dan putih, walaupun kadang-kadang juga menggunakan warna hitam. Tingkatan teratas, dan kesepuluh, menggunakan ikat-pinggang merah-putih atau merah. Judoka perempuan yang telah mencapai tahap dan keatas memiliki garis putih yang memanjang di bagian tengah ikat pinggang hitam mereka.

Peraturan Pertandingan:
Pertandingan judo diadakan antara perorangan dan juga beregu. Beberapa kompetisi membagi pertandingan menjadi 8 kategori, berdasarkan berat tubuh. Kompetisi lain membagi pertandingan berdasarkan tingkatan dan, umur, dan lain-lain. Ada juga yang tidak mengenal pembagian apapun.
Satu pertandingan judo berlangsung selama 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan judoka pertama yang meraih satu angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah waktu yang ditentukan tidak ada pemain yang memperoleh satu angka, pemain dengan nilai lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir seri.
Judo, sebagaimana olahraga lain dari Jepang, diselenggarakan dengan penuh tata krama. Kedua judoka membungkuk memberi hormat satu sama lain pada awal dan akhir pertandingan.

Tehnik Bantingan :
  • Sapuan lutut - hiza guruma
  • Jegal dari belakang - o soto gari
  • Jegal dari depan - 'ko uchi gari
  • Sapuan samping - deashi barai
  • Bantingan paha - uchi mata
  • Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
  • Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
  • Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
  • Lemparan bahu - seoi nage
  • Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
  • Lemparan guling belakang - tomoe nage

Tehnik Kuncian :

Teknik kuncian (katame waza) disebut juga teknik berbaring (ne waza) karena teknik ini dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
  • Kuncian pinggang - kesa gatame
  • Kuncian bahu - kata gatame
  • Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
  • Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
  • Kuncian belakang - kataha jime
  • Kuncian kalung - okuri eri jime
  • Kuncian tangan - ude garami
  • Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame



Silat Minangkabau



Silek Minangkabau atau (bahasa Indonesia: silat Minangkabau) adalah seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakatMinangkabauSumatera BaratIndonesia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Di samping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar.


SEJARAH :

Kajian sejarah silek memang rumit karena diterima dari mulut ke mulut, pernah seorang guru diwawancarai bahwa dia sama sekali tidak tahu siapa buyut gurunya. Bukti tertulis kebanyakan tidak ada. Seorang Tuo Silek dari Pauah, Kota Padang, cuma mengatakan bahwa dahulu silat ini diwariskan dari seorang kusir bendi (andong) dari Limau Kapeh [2], Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Seorang guru silek dari Sijunjung, Sumatera Barat mengatakan bahwa ilmu silat yang dia dapatkan berasal dari Lintau [7]. Ada lagi Tuo Silek yang dikenal dengan nama Angku Budua mengatakan bahwa silat ini beliau peroleh dari Koto Anau, Kabupaten Solok[8]. Daerah Koto AnauBayang dan Banda Sapuluah di Kabupaten Pesisir Selatan, Pauah di Kota Padang atau Lintau pada masa lalunya adalah daerah penting di wilayah Minangkabau. Daerah Solok misalnya adalah daerah pertahanan kerajaan Minangkabau menghadapi serangan musuh dari darat, sedangkan daerah Pesisir adalah daerah pertahanan menghadapi serangan musuh dari laut. Tidak terlalu banyak guru-guru silek yang bisa menyebutkan ranji guru-guru mereka secara lengkap.
Jika dirujuk dari buku berjudul Filsafat dan Silsilah Aliran-Aliran Silat Minangkabau karangan Mid Djamal (1986), maka dapat diketahui bahwa para pendiri dari Silek (Silat) di Minangkabau adalah
  • Datuak Suri Dirajo diperkirakan berdiri pada tahun 1119 Masehi di daerah Pariangan, Padangpanjang, Sumatera Barat.
  • Kambiang Utan (diperkirakan berasal dari Kamboja[?]),
  • Harimau Campo (diperkirakan berasal dari daerah Champa),
  • Kuciang Siam (diperkirakan datang dari Siam atau Thailand) dan
  • Anjiang Mualim (diperkirakan datang dari Persia[?]).
Di masa Datuak Suri Dirajo inilah silek Minangkabau pertama kali diramu dan tentu saja gerakan-gerakan beladiri dari pengawal yang empat orang tersebut turut mewarnai silek itu sendiri[9]. Nama-nama mereka memang seperti nama hewan (Kambing, Harimau, Kucing dan Anjing), namun tentu saja mereka adalah manusia, bukan hewan menurut persangkaan beberapa orang. Asal muasal Kambiang Hutan dan Anjiang Mualim memang sampai sekarang membutuhkan kajian lebih dalam dari mana sebenarnya mereka berasal karena nama mereka tidak menunjukkan tempat secara khas. Mengingat hubungan perdagangan yang berumur ratusan sampai ribuan tahun antara pesisir pantai barat kawasan Minangkabau (Tiku, Pariaman, Air Bangis, Bandar Sepuluh dan Kerajaan Indrapura) dengan Gujarat (India), Persia (Iran dan sekitarnya), Hadhramaut (Yaman), MesirCampa (Vietnam sekarang) dan bahkan sampai ke Madagaskar di masa lalu, bukan tidak mungkin silat Minangkabau memiliki pengaruh dari beladiri yang mereka miliki. Sementara itu, dari pantai timur Sumatera melalui sungai dari Provinsi Riau yang memiliki hulu ke wilayah Sumatera Barat (Minangkabau) sekarang, maka hubungan beladiri Minangkabau dengan beladiri dari Cina, Siam dan Champa bisa terjadi karena jalur perdagangan, agama, ekonomi, dan politik. Beladiri adalah produk budaya yang terus berkembang berdasarkan kebutuhan di masa itu. Perpaduan dan pembauran antar beladiri sangat mungkin terjadi. Bagaimana perpaduan ini terjadi membutuhkan kajian lebih jauh. Awal dari penelitian itu bisa saja diawali dari hubungan genetik antara masyarakat di Minangkabau dengan bangsa-bangsa yang disebutkan di atas.
Jadi boleh dikatakan bahwa silat di Minangkabau adalah kombinasi dari ilmu beladiri lokal, ditambah dengan beladiri yang datang dari luar kawasan Nusantara. Jika ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa langkah silat di Minangkabau yang khas itu adalah buah karya mereka. Langkah silat Minangkabau sederhana saja, namun di balik langkah sederhana itu, terkandung kecerdasan yang tinggi dari para penggagas ratusan tahun yang lampau. Mereka telah membuat langkah itu sedemikian rupa sehingga silek menjadi plastis untuk dikembangkan menjadi lebih rumit. Guru-guru silek atau pandeka yang lihai adalah orang yang benar-benar paham rahasia dari langkah silat yang sederhana itu, sehingga mereka bisa mengolahnya menjadi bentuk-bentuk gerakan silat sampai tidak hingga jumlahnya. Kiat yang demikian tergambar di dalam pepatah jiko dibalun sagadang bijo labu, jiko dikambang saleba alam (jika disimpulkan hanya sebesar biji labu, jika diuraikan akan menjadi selebar alam)



Rabu, 29 Januari 2014

SELAMAT DATANG !!!!!

Assalamualaikum WR.WB

Selamat Datang !! :D

Perkenalkan nama aye Ridho suryawiguna, biasa di panggil Ridho, alasan aye bikin blog ini yaitu karena tugas dari guru TIK dan untuk membagi sedikit ilmu tentang beladiri di seluruh dunia.

Aye sekolah di smp n 3 cilegon.  aye gemar sekali olahraga beladiri, mulai dari taekwondo, nunchaku, boxing, muay thai, silat dan lain lain

Salam Kenal yee :)


Taekwondo


Taekwondo (juga dieja Tae Kwon DoTaekwon-Do) adalah olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia[rujukan?] dan juga dipertandingkan diOlimpiade.
Dalam bahasa Koreahanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Tiga Materi dalam Taekwondo
  1. Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
  2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
  3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.






Nunchaku

Nunchaku (二節棍), atau istilah lain dikenal sbg Nisetsukon / NichakuShuang Jie Gun (兩節棍)/ Er Jie Gun (二節棍), mulai diadopsi oleh masyarakat Ryukyu sejak sekitar tahun 400-200SM. yaitu sejak jaman migrasi 36 kepala keluarga dari China ke Kumemura (Kuninda),Okinawa.



Pada awalnya, nunchaku merupakan alat pertanian yg dipergunakan untuk merontokkan biji-bijian pada padi maupun kacang-kacangan seperti kedelai dan sejenisnya. Cara penggunaannya pada dasarnya hampir mirip penggunaan Flail. Alat lain yg mirip dengan nunchaku dalam hal susunannya adalah alat yg bernama Muge. Muge ini adalah alat yg dipakai sebagai bagian dari pengendali kuda, bagian yang diikatkan pada sekitar rahang kuda hingga ke giginya. Bagian tali dari Muge itulah yg nanti digigit oleh kuda. Ada 2 macam Muge, yaitu muge berbilah ganda dan muge yang berbilah 3 yang disebut sebagai Hamuge. pada Hamuge, bilah yang di tengah itu yg sebagai tempat yg digigit oleh kuda.




Pada masa pelarangan senjata dalam masa pemerintahan Dinasti Sho pada kerajaan Ryukyu, penggunaan alat-alat pertanian sebagai alternatif sarana alat membela/mempertahankan diri makin diberdayakan. Terlebih pada masa pendudukan clan Satsuma (golongan samurai dengan background aliran Jigen-ryu) dari Jepang yang menganeksasi Kerajaan Ryukyu. Pemberdayaan alat-alat pertanian, peternakan, perdagangan dan alat untuk mencari ikan sebagai alternatif senjata makin diasah.



Bagian-bagian dari nunchaku tradisional itu sendiri adalah sebagai berikut:
  • Himo, seutas tali yang menghubungkan kedua belah bilah nunchaku.
  • Ana, lubang yang ada pada ujung atas nunchaku yg gunanya untuk masuknya Himo saat mengikat nunchaku.
  • Kusari, penghubung bilah nunchaku alternatifnya adalah dengan menggunakan rantai.
  • Kontou, bagian kepala nunchaku, yang dihubungkan dengan tali atau rantai.
  • Jukonbu, bagian atas bilah nunchaku yang dapat dipegang.
  • Chukonbu, bagian tengah bilah nunchaku yang dapat dipegang.
  • Gekonbu, bagian bawah bilah nunchaku yang dapat dipegang.
  • Kontei, bagian pantat nunchaku.